Katarak adalah salah satu penyebab utama kebutaan di dunia, termasuk di Indonesia. Penyakit ini ditandai dengan kekeruhan pada lensa mata yang mengakibatkan pandangan menjadi kabur, berawan, atau bahkan hilang sama sekali jika tidak ditangani. Meski sering dikaitkan dengan faktor usia, faktanya ada banyak penyebab katarak yang perlu dipahami agar masyarakat lebih waspada.
Apa Itu Katarak?
Katarak adalah kondisi ketika lensa mata yang biasanya bening berubah menjadi keruh. Lensa mata berfungsi memfokuskan cahaya ke retina agar penglihatan jelas. Ketika lensa menjadi keruh, cahaya sulit masuk dengan sempurna, sehingga pandangan menjadi buram.
Katarak bisa terjadi pada satu atau kedua mata. Gejalanya antara lain penglihatan kabur, lebih peka terhadap cahaya, melihat lingkaran cahaya (halo) di sekitar lampu, serta sering mengganti kacamata karena ukuran yang cepat berubah.
“Banyak orang menganggap mata kabur di usia tua itu wajar, padahal bisa jadi gejala awal katarak yang seharusnya diperiksa.”
Katarak Akibat Penuaan
Penyebab paling umum katarak adalah proses penuaan alami. Seiring bertambahnya usia, protein pada lensa mata dapat menggumpal dan membentuk keruh.
Katarak akibat penuaan biasanya mulai muncul pada usia 50 tahun ke atas. Pada tahap awal, katarak mungkin tidak begitu mengganggu, tetapi lama-kelamaan bisa menurunkan kualitas hidup karena penglihatan semakin terganggu.
Katarak Akibat Faktor Genetik

Selain penuaan, faktor keturunan juga bisa memicu katarak. Beberapa orang memiliki risiko lebih tinggi mengalami katarak lebih cepat karena faktor genetik dalam keluarga.
Katarak bawaan bahkan bisa terjadi sejak bayi lahir. Kondisi ini disebut katarak kongenital, yang meskipun jarang, tetap membutuhkan penanganan segera agar tidak mengganggu perkembangan penglihatan anak.
Katarak Akibat Cedera Mata
Cedera pada mata, seperti benturan keras atau luka akibat benda tajam, dapat menyebabkan kekeruhan pada lensa. Jenis ini dikenal sebagai katarak traumatik.
Katarak akibat cedera bisa muncul segera setelah kecelakaan atau berkembang bertahun-tahun kemudian. Karena itu, setiap cedera mata sebaiknya segera diperiksakan ke dokter mata.
Katarak Akibat Paparan Sinar UV
Paparan sinar ultraviolet (UV) dari matahari dalam jangka panjang juga bisa mempercepat pembentukan katarak. Radiasi UV merusak protein pada lensa mata dan mempercepat proses kekeruhan.
Kebiasaan tidak menggunakan kacamata hitam saat berada di luar ruangan berisiko memperbesar peluang terkena katarak.
“Sepele rasanya hanya tidak pakai kacamata hitam, tapi dampaknya bisa bertahun-tahun kemudian berupa katarak.”
Katarak Akibat Penyakit Sistemik
Beberapa penyakit sistemik seperti diabetes mellitus juga berhubungan erat dengan risiko katarak. Penderita diabetes cenderung memiliki kadar gula darah tinggi yang dapat memengaruhi metabolisme lensa mata.
Katarak pada penderita diabetes sering berkembang lebih cepat dibandingkan orang sehat. Kondisi ini dikenal sebagai katarak diabetik.
Katarak Akibat Obat-obatan
Penggunaan obat-obatan tertentu dalam jangka panjang, seperti kortikosteroid, bisa meningkatkan risiko katarak. Kortikosteroid biasanya digunakan untuk mengatasi penyakit autoimun, alergi, atau peradangan kronis.
Karena itu, pemakaian obat-obatan keras harus selalu di bawah pengawasan dokter agar efek samping jangka panjangnya bisa dikendalikan.
Katarak Akibat Kebiasaan Buruk
Gaya hidup yang tidak sehat juga memengaruhi kesehatan mata. Beberapa kebiasaan buruk yang memperbesar risiko katarak antara lain:
- Merokok, karena zat kimia dalam rokok dapat merusak protein lensa.
- Konsumsi alkohol berlebihan.
- Pola makan yang kurang gizi, terutama rendah antioksidan seperti vitamin C dan E.
Faktor-faktor ini mempercepat proses oksidasi pada mata yang berujung pada pembentukan katarak.
Katarak Akibat Radiasi dan Lingkungan
Paparan radiasi, baik dari alat medis seperti radioterapi maupun lingkungan kerja tertentu, dapat meningkatkan risiko katarak. Pekerja di laboratorium, industri kimia, atau pertambangan yang sering terpapar zat berbahaya juga lebih rentan terkena penyakit ini.
Katarak akibat faktor lingkungan sering kali berkembang perlahan, sehingga baru terdeteksi ketika penglihatan sudah sangat terganggu.
Katarak Akibat Operasi atau Kondisi Mata Lain
Beberapa operasi mata, seperti operasi glaukoma, dapat menyebabkan terbentuknya katarak sebagai komplikasi. Selain itu, peradangan kronis pada mata (uveitis) juga bisa mempercepat terjadinya katarak.
Kondisi ini menunjukkan bahwa kesehatan mata saling berkaitan. Satu penyakit bisa memicu munculnya penyakit lainnya jika tidak ditangani dengan baik.
Katarak pada Usia Muda
Meski lebih umum menyerang lansia, katarak juga bisa dialami usia muda. Faktor penyebabnya bisa karena genetik, cedera, penyakit kronis, atau gaya hidup tidak sehat.
Katarak pada usia muda lebih berbahaya karena bisa mengganggu produktivitas dan kualitas hidup di usia produktif.
“Melihat anak muda terkena katarak seharusnya menjadi alarm keras, bahwa gaya hidup sehat itu bukan pilihan, tapi kebutuhan.”
Pentingnya Deteksi Dini Katarak
Deteksi dini katarak bisa dilakukan melalui pemeriksaan mata rutin, terutama bagi mereka yang sudah memasuki usia di atas 40 tahun atau memiliki faktor risiko tinggi.
Semakin cepat terdeteksi, semakin mudah penanganannya, biasanya dengan operasi penggantian lensa mata buatan (intraocular lens/IOL) yang kini sudah sangat aman dan efektif.
Pencegahan Katarak
Meski tidak selalu bisa dicegah, risiko katarak dapat diminimalisir dengan langkah-langkah sederhana, seperti:
- Menggunakan kacamata hitam saat beraktivitas di luar ruangan.
- Mengonsumsi makanan kaya antioksidan, seperti buah dan sayuran segar.
- Menghindari merokok dan alkohol.
- Rutin memeriksakan kesehatan mata.
Kebiasaan sehat ini bisa memperlambat proses kekeruhan lensa mata dan menjaga penglihatan tetap tajam lebih lama.
Jenis-Jenis Katarak dan Penyebabnya
Jenis Katarak | Ciri Utama | Penyebab Umum |
---|---|---|
Katarak Senilis | Umumnya terjadi pada usia lanjut, penglihatan kabur perlahan | Proses penuaan alami pada lensa mata |
Katarak Traumatik | Terjadi setelah cedera pada mata, bisa muncul segera atau bertahun-tahun | Benturan keras, luka tajam, atau kecelakaan |
Katarak Diabetik | Perkembangan lebih cepat, kabur signifikan pada penderita diabetes | Kadar gula darah tinggi yang memengaruhi metabolisme lensa |
Katarak Kongenital | Dialami sejak lahir atau masa kanak-kanak | Faktor genetik, infeksi saat kehamilan, atau kelainan bawaan |
Katarak Komplikata | Muncul akibat penyakit mata lain | Glaukoma, uveitis, atau komplikasi pasca operasi mata |
Katarak Radiasi | Kekeruhan pada lensa akibat paparan radiasi | Radiasi UV dari matahari, radioterapi, atau paparan lingkungan kerja tertentu |
“Dengan memahami jenis-jenis katarak, kita jadi lebih peka bahwa penyebabnya bukan hanya usia tua, melainkan juga faktor gaya hidup dan kondisi kesehatan lainnya.”
Katarak bukan sekadar persoalan penglihatan kabur, tetapi juga masalah kesehatan serius yang bisa memengaruhi kualitas hidup seseorang. Dengan memahami penyebabnya, masyarakat diharapkan lebih waspada dan mengambil langkah pencegahan sejak dini. Mata adalah jendela dunia, dan menjaga kejernihannya berarti menjaga cara kita melihat kehidupan.